PENGEMBANGAN POTENSI INDIGOFERA DENGAN PROSES KOMBINASI FERMENTASI AEROB-ANAEROB SEBAGAI ZAT WARNA ALAMI BATIK

Azafilmi Hakiim, Dessy Agustina Sari, Vita Efelina

Abstract

Teknik pewarnaan kain batik dapat dilakukan dengan zat warna sintetik atau zat warna alam (ZWA). Keberadaan banyaknya permintaan konsumen, mampu menggerser keberadaan zat warna alam. Keunggulan zat warna sintetik antara lain memberikan keuntungan ekonomi, efisiensi waktu dan warna yang dihasilkan beragam. Kelemahan penggunaan zat warna sintetik adalah dampak lingkungan yang dihasilkan. Kandungan bahan sintetik sukar diuraikan sehingga perlu diupayakan kembali penggunaan ZWA . Salah satunya berasal dari tanaman perdu yaitu indigofera tinctoria. Tujuan penelitian ini adalah sejauh mana pengaruh konsentrasi daun indigofera pada beda perlakuan proses fermentasi (aerob dan anaerob) dan perlakuan penggunaan fiksasi terhadap daya tahan pencucian, daya tawahan luntur dan daya tahan sinar matahari.Bahan baku sampel yaitu kain katun dan sutera yang dicelup dengan ZWA fermentasi indigofera pada konsentrasi daun indigo 1kg/5L dan 1kg/10L, kemudian dilanjutkan dengan pencelupan fiksasi/non fiksasi sebagai variable bebas dan variable terikat adalah uji daya tahan. Hasil uji ketahanan daya tahan pencucian, daya tahan luntur dan daya tahan sinar mtahari menunjukkan bahwa penggunaan konsentrasi memiliki kategori nilai yang tidak jauh berbeda. Sedangkan pada variable perlakuan fiksasi/non fiksasi diperoleh kategori nilai terbaik rata-rata pada perlakuan fermetasi aerob

Keywords

indigofera, aerob, anaerob, fermentasi, fiksasi

References

- Adalina, Y. dkk. 2010. Sumber Bahan Pewarna Alami Sebagai Tinta Sidik Jari Pemilu. Bogor : Pusat Penelitian Dan Pengembangan Hutan Dan Konservas Alam Badan Penelitian Dan Pengembangan Kehutanan Departemen Kehutanan.

- Badan Standardisasi Nasional, 2010. SNI ISO 105 – C06 : 2010. Tekstil- CaraUji Tahan Luntur Warna – Bagian C06: Tahan Luntur Warna Terhadap Pencucian Rumah Tangga dan Komersial. Jakarta: BSN.

- Badan Standardisasi Nasional, 2010. SNI ISO 105 – B01: 2010. Tekstil- Cara Uji Tahan Luntur Warna – Bagian B01: Tahan Luntur Warna terhadapSinar, Sinar Terang Hari. Jakarta: BSN.

- Brono, Haryo. 2010. Mewarnai Batik Dengan Idigofera. [akses 14/12/13].

- Mayangsari, P. dkk .2012. Review: Usaha Untuk Menjaga Ketuaan Warna Hasil Pencelupan Kain Denim Dengan Zat Warna Indigo Dengan Mengatur pH Larutan Celup. Bandung: STT Tekstil.

- Mualimin, 2013. Pewarna Alami Batik dari Tanaman Nila (Indigofera) dengan Metode Pengasaman. Semarang: Fakultas Teknik Studi Ahli Madya Teknik Kimia Universitas Negeri Semarang.

- Pitojo Setijo dan Zumiati. 2009. Pewarna Nabati Makanan. Yogyakarta: Kanisius.

- Pujilestari Titiek, 2014. Pengaruh Ekstraksi Zat Warna Alam dan Fiksasi Terhadap Ketahanan Luntur Warna Pada Kain Batik katun. Yokgyakarta.

- Ramadhania, dkk. 2013 Pengaruh Perbedaan Cara Ekstraksi dan Bahan Fiksasi Bahan Pewarna Alam Limbah Serbuk Kayu Mahoni (Swietenia macrophylla King) Terhadap Kualitas Pewarna Batik. Yogyakarta : Bagian Teknologi Hasil Hutan Fakultas Kehutanan, Universitas Gajah Mada.

- Rini, S. dkk. 2011. Pesona Warna Alami Indonesia. Jakarta: Yayasan Keanekaragaman Indonesia.

- Triani, A., Catherine T.J., Jakariya N., dan Bayu, K.M. 2012. Pencarian Hasil Pencelupan Optimum dari Ekstrak Biji Buah Tanaman Kesumba pada Kain Kapas, Sutera, Poliamida, dengan Variasi Penambahan Zat Pembantu dan Proses Fiksasi.

Refbacks

  • There are currently no refbacks.